Perjalanan Membaca di 2017
Assalamualaikum w.w.
Hola Halo!
Beberapa
hari yang lalu, grup Whatsapp #ODOPfor99Days diramaikan dengan teman-teman yang
menyetorkan daftar buku yang selesai dibaca selama tahun 2017. Setelah membaca
daftar-daftar ini, saya langsung menyesal karena selama 2017 ini nggak ada satu
pun dokumentasi dari buku-buku yang telah saya baca. Ada sih, tapi hanya
satu-dua. Zzz..
Mengapa
dokumentasi ini penting? At least, ini penting banget untuk saya, supaya saya
tahu perjalanan membaca saya selama setahun. Buku-buku apa saja yang sudah saya baca? Buku-buku apa yang berkesan untuk saya? Buku apa yang sangat memengaruhi
jalan pikiran saya? Buku apa yang memiliki kontribusi ketika saya mengambil
sebuah keputusan. Dan banyak lagi.
Saya
percaya, bahwa kita (terutama cara berpikir kita) terbentuk dari apa yang kita
alami dan baca. Apa yang kita alami berupa pengalaman, sudah jelas akan
membentuk value-value dalam kehidupan kita. Sedangkan apa yang kita baca akan
memengaruhi bagaimana kita memandang kehidupan. Bener, nggak? Ya buat saya mah
iya banget sih. Oleh karena itu, menjadi penting bagi saya untuk mengetahui
bagaimana perjalanan membaca saya selama 2017.
Setelah
mencorat-coret buku catatan dan mendaftar judul buku yang sudah saya baca,
akhirnya saya memiliki daftar bacaan 2017 juga! Yea! Tapi oh tapi, ini saya
rangkum dari buku yang saya beli, sedangkan buku-buku yang saya pinjam dari
Bapusipda, Pustakalana atau Open Library Tel-U sungguh di luar ingatan saya.
Haha, iya, saya memang selupaan itu lho orangnya, wkwk..
Jadi, ini
dia daftar bacaan saya di tahun 2017:
1. Botchan
2. Inferno
3. Anna
Karenina
4. The
Curious Insident in the Night Day (lupa judulnya hahahaha)
5. Totto
Chan
6. Dilan
1
7. Dilan
2
8. Ronggeng
Dukuh Paruk
9. Luka
dalam Bara
10. Metafora
Padma
11. Aku,
Meps dan Beps
12. Melihat
Api Bekerja
13. 33
Kisah Me Time
14. Perempuan
Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta melalui Mimpi
15. The
Fault of Our Stars
16. Kepingan
Supernova
17. Harry
Potter and The Cursed Child
18. The
Maze Runner
19. Business
Model You
20. Read
Aloud Handbook
21. Happy
Little Soul
22. Saat
Berharga untuk Anak Kita
23. Creative
Parenting Today
24. Jatuh
Hati pada Montessori
25. Muhammad
Al Fatih 1453 H
26. Ultimate
U
27. Muhammad
sebagai Pedagang
28. Orangtuanya
Manusia
29. Talents
Mapping
30. Dan
sungguh kulupa semua hahahaha
Nah,
kira-kira hanya 29 judul buku yang saya ingat. Hahaha, sebel! Oke, jadi,
resolusi 2018 adalah lebih rajin membuat review buku dan update di Goodreads!
Aamiin!
Pengalaman 2017
Saya kaget
banget lho setelah membuat daftar ini. Kurang lebih ada 18 buku fiksi yang saya
baca selama 2017 ini. Dan ini adalah perbedaan yang sangat signifikan dari
pengalaman membaca di tahun-tahun sebelumnya, terutama tahun-tahun setelah Ahza
lahir.
Di dua tahun
pertama, rasanya hampir nggak ada waktu untuk membaca buku. Malah yang saya
ingat, nggak ada satu pun buku yang saya baca sampai tamat. Kenapa?
Alhamdulillah, dulu Ahza posesif dan memang aktif banget. Plus, anak afektif
mah memang butuuuh banget yang namanya nempel sama ibu. Jadi ya begitulah,
selama dua tahun pertama bisa dibilang saya nggak punya waktu untuk buku,
apalagi fiksi hihi.
Buku-buku
yang saya baca di tahun-tahun belakangan ini adalah nonfiksi. Apalagi ketika
masih mengerjakan tesis. Buku apapun yang say abaca pastilah berhubungan dengan
small entrepreneurs atau keuangan. Atau genre favorit saya yang lain adalah
buku seputar menyusui dan parenting. Tapi cukup dibaca bab-bab yang dibutuhkan
saja, sampai lama-lama tamat juga deh bukunya. Hihi..
Hijrah ke Fiksi
Saya selalu
merasa berdosa ketika nangkring di bagian fiksinya Gramedia. Duh, buang-buang
uang nggak sih beli novel kayak gini? Penting nggak ya? Bagus nggak ya?
Bermanfaat nggak ya? Dan banyak pikiran lain yang mengganggu saya ketika mampir
di pojok fiksi. Duuuh..
Lalu,
mengapa di tahun 2017 bisa membaca banyak fiksi?
Nah, ini
bagian yang menariknya!
Pada bulan
April 2017, qadarullah, saya menjadi pemenang lomba blog yang diadakan dalam
rangka menyambut Festival Sastra Banggai (FSB) 2017. Pemenang pertama berhak
mendapatkan sejumlah uang tunai dan akomodasi untuk mengikuti FSB 2017. Dan,
Alhamdulillah, saya menjadi pemenang pertama dan pergi ke Banggai. Ih, kayak
mimpi yang jadi nyata!
Di FSB, saya
belajar banyaaaaak sekali tentang sastra dari sastrawan-sastrawan hebat yang
dimiliki bangsa ini. Dari berbagai kelas yang saya ikuti dan obrolan-obrolan
singkat namun bermakna dari para pembicara, saya mendapat berbagai masukan
positif tentang sastra.
Betapa
ternyata sastra itu sungguh kaya makna! Sastra bukan tentang angan-angan kosong
tak berfaedah, tapi sastra menyimpan banyak pengalaman yang bisa menjadikan
pembacanya lebih kaya. A sampai Z tentang sastra yang saya dapatkan selama di
FSB berhasil mendobrak dinding pembatas saya dengan karya fiksi. Ooh, ternyata
nggak dosa kok membaca fiksi itu. Sastra itu berfaedah banget lho ternyata!
Jadi, saya
reunian lagi dengan sastra Indonesia dan karya-karya fiksi. Seperti yang saya
dapatkan selama FSB, ternyata memang membaca karya sastra bisa memperkaya
batin. Kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dari pengalaman yang diberikan
penulis melalui karya-karyanya. Belum lagi sensasi relaxing yang membuat kita
sangat menikmati ketika membaca.
Ya, saya
memutuskan untuk membaca apapun, semua genre, termasuk buku fiksi dan
karya-karya sastra. Bahkan, tahun ini saya putuskan untuk membaca buku Surayah,
Dilan 1 dan 2 yang kurang berfaedah kalau kata Bunda Intan mah. Wahahaha..
Tapi, ya buat refreshing mah, nggak apa ya sesekali, asal jangan itu-itu mulu
bacanya. Hihi..
Ah, sampai
jumpa di 2018! Semoga semakin semangat membaca, semakin mendapatkan manfaat
dari apa yang dibaca, semakin rajin me-review buku! Aamiin J
Salam sayang,
-Si Ibu Jerapah-
Teh.. Sepertinya yg saya ketahui buku Dilan itu cerita nyata..
BalasHapus